Bahkan, kata Titi mampu menarik masyarakat golongan menengah ke atas atau warga kota besar yang selama ini terbiasa dengan suasana pasar modern. Namun, harus diupayakan kunjungan setiap Sabtu dan Minggu karena puncak kepadatan pengunjung.
Menurut Titi secara ekonomi pasar ini menjadi lokasi transaksi aneka barang klithikan ditambah sepeda bekas, unggas hinggi bibit sayuran ataupun buah. Ditambah, onderdil kenderaan bermotor, elektronika hingga pakaian. Sedangkan pedagang makanan dan minuman menjadi pelanggap. Apalagi beberapa 'tokoh' yang sudah langka saat ini seperti tukang ramal atau pesulap.
"Suara musik dangdut lewat pengeras suara ditambah para tokoh ini menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini hendak dijual kepada wisatawan,"
sumber: kebumen-ekpres